Konsumsi Makanan Berkolesterol Dapat Sebabkan Hiperlipidemia

Hidangan pada hari Lebaran menggoda selera. Aneka menu yang dihidangkan, yang mengandung kadar lemak yang tinggi, sering kali “memancing” gairah orang untuk melahapnya. Masalahnya, kenikmatan itu membawa persoalan serius sesudahnya. Hiperlipidemia. Apa sebetulnya penyakit ini? Bagaimana cara menyikapinya?
Dalam ilmu kedokteran, hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lemak darah yang ditandai dengan meningginya kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), trigliserida (hipertrigliseridemia) atau kombinasi keduanya. Hiperkolesterolemia dapat mempertinggi risiko morbiditas dan mortalitas penyakit jantung, sedangkan hipertrigliseridemia meningkatkan kasus nyeri perut dan pankreatitis. Usaha menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah menunjukkan turunnya kemungkinan terkena serangan penyakit jantung koroner. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh di samping zat gizi lain, seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak juga merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi dan merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk dinding sel.
Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang dibutuhkan secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi kolesterol bisa meningkatkan jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan junk food. Kolesterol yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut dengan aterosklerosis, yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Sedangkan trigliserida adalah lipid yang merupakan kumpulan asilgliserol yang terdiri atas tiga asid lemak dan satu gliserol. Ia dihasilkan oleh karbohidrat dan makanan yang kemudian disimpan dalam tisu lemak apabila dibawa melalui kelas lipoprotein, yaitu VLDL (very low density lipoprotein).
Berdasarkan jenisnya, hiperlipidemia dibagi menjadi dua bagian. Pertama, hiperlipidemia primer yang banyak disebabkan oleh kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan laboratorium. Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali sudah tampak adanya xantoma atau penumpukan lemak di bawah jaringan kulit. Kedua, hiperlipidemia sekunder. Di sini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh penyakit, misalnya diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar dan ginjal. Penyakit ini reversible (berulang).
Kolesterol dibagi menjadi beberapa bagian, yakni LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida. LDL mengangkut kolesterol melalui lipoprotein ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk sel otot jantung dan otak. Kelebihan kolesterol ini akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut dengan HDL dan dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung empedu sebagai asam atau cairan empedu. Dalam hal ini LDL lebih banyak lemak daripada HDL.
LDL dianggap lemak jahat karena dapat menyebabkan kolesterol di dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. “Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B. Sedangkan protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A,” terang dr Budi SpPD dari Rumah Sakit Agung Jakarta.
Atur Pola Makan
Makanan sehat adalah makanan yang tidak mengandung kadar lemak yang tinggi, tidak mengandung alkohol dan gula yang berlebihan. Makanan sehat adalah makanan tinggi serat. Minyak atau lemak nabati masih dapat dikonsumsi asal tidak berlebihan karena lemak nabati tidak mengandung kolesterol. Lemak yang terdapat dalam lemak nabati adalah lemak tak jenuh yang tidak menaikkan kadar kolesterol darah, malah menurut beberapa penelitian dapat menurunkan kadar kolesterol LDL.
Langkah pertama menangani hiperlipidemia, menurut dr Budi adalah melakukan pengaturan pola makan atau diet dan olahraga. Obat baru diperlukan jika setelah 1-2 bulan pengaturan pola makan dan olahraga tidak mengalami perbaikan. Obat yang dapat dikonsumsi berupa asam fibrat, resin, penghambat HMGCoa reduktase, asam nikotin, dan ezetimibe.
Obat yang termasuk dalam golongan asam fibrat adalah gemfibrozil, fenofibrate, dan ciprofibrate. Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma. Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat pada pemberian gemfibrozil. Fibrate menurunkan produksi LDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukan itu.
Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah kolestiramin (Cholestyramine). Obat antihiperlidemik ini mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah. Penghambat HMGCoa reduktase antara lain pravastatin, simvastatin, rosavastatin, fluvastatin, atorvastatin. Golongan ini menghambat pembentukan kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati yang memproduksi mevalonate. Mevalonate adalah suatu molekul kecil yang digunakan untuk mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate.
Asam nikotinat (nicotinic acid) atau niasin/vitamin B3 larut air. Dengan dosis besar, asam nokotinat meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah. Sedangkan ezetimibe dapat menurunkan total kolesterol dan LDL juga meningkatkan HDL dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. Obat-obat ini baru diberikan jika pasien memeriksakan diri ke dokter. “Jika kadar kolesterol yang dialami si pasien sudah terlanjur meninggi, secara serius perlu memperhatikan hal yang tadi sudah disebutkan dan menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk kesehatan,” tandas dr Budi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
phoenix indonesia band © 2012 | Designed by Meingames and Bubble shooter